Hakim 13:2-7.24-25a, Lukas. 1:5-25

Hakim 13:2-7.24-25a, Lukas. 1:5-25

Hakim 13:2-7.24-25a, Lukas. 1:5-25

LUKAS 1:5  Pada zaman Herodes, raja Yudea, adalah seorang imam yang bernama Zakharia dari rombongan Abia. Isterinya juga berasal dari keturunan Harun, namanya Elisabet.

Lukas 1:6  Keduanya adalah benar di hadapan Allah dan hidup menurut segala perintah dan ketetapan Tuhan dengan tidak bercacat.

Luk 1:7 Tetapi mereka tidak mempunyai anak, sebab Elisabet mandul dan keduanya telah lanjut umurnya.

Lukas 1:8 Pada suatu kali, waktu tiba giliran rombongannya, Zakharia melakukan tugas keimaman di hadapan Tuhan.

Lukas 1:9 Sebab ketika diundi, sebagaimana lazimnya, untuk menentukan imam yang bertugas, dialah yang ditunjuk untuk masuk ke dalam Bait Suci dan membakar ukupan di situ.

Lukas 1:10 Sementara itu seluruh umat berkumpul di luar dan sembahyang. Waktu itu adalah waktu pembakaran ukupan.

Lukas 1:11 Maka tampaklah kepada Zakharia seorang malaikat Tuhan berdiri di sebelah kanan mezbah pembakaran ukupan.

Lukas 1:12 Melihat hal itu ia terkejut dan menjadi takut.

Lukas 1:13 Tetapi malaikat itu berkata kepadanya: “Jangan takut, hai Zakharia, sebab doamu telah dikabulkan dan Elisabet, isterimu, akan melahirkan seorang anak laki-laki bagimu dan haruslah engkau menamai dia Yohanes.

Lukas 1:14 Engkau akan bersukacita dan bergembira, bahkan banyak orang akan bersukacita atas kelahirannya itu.

Lukas 1:15 Sebab ia akan besar di hadapan Tuhan dan ia tidak akan minum anggur atau minuman keras dan ia akan penuh dengan Roh Kudus mulai dari rahim ibunya;

Lukas 1:16 ia akan membuat banyak orang Israel berbalik kepada Tuhan, Allah mereka,

Lukas 1:17 dan ia akan berjalan mendahului Tuhan dalam roh dan kuasa Elia untuk membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya dan hati orang-orang durhaka kepada pikiran orang-orang benar dan dengan demikian menyiapkan bagi Tuhan suatu umat yang layak bagi-Nya.”

Lukas 1:18 Lalu kata Zakharia kepada malaikat itu: “Bagaimanakah aku tahu, bahwa hal ini akan terjadi? Sebab aku sudah tua dan isteriku sudah lanjut umurnya.”

Lukas 1:19 Jawab malaikat itu kepadanya: “Akulah Gabriel yang melayani Allah dan aku telah diutus untuk berbicara dengan engkau dan untuk menyampaikan kabar baik ini kepadamu.

Renungan

Kita kadang-kadang bertemu dengan teman kita yang sedang menghadapi penderitaan yang begitu berat dan menyesakkan. Mereka terpukul karena harus menghadapi penyakit yang tidak dapat disembuhkan. Mereka sudah berusah ke mana pun untuk pengobatan tetapi hasilnya nol. Semuanya sudah habis; bukan hanya harta tapi juga harapan. Mereka menghadapi situasi batas. Situasi yang sulit dihadapi dan diatasi tanpa campur tangan Allah.

Di saat situasi menghimpit semacam ini, kata-kata Bunda Maria cukup memenangkan dan meneguhkan; “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataan-Mu itu.” Itulah sikap iman yang penuh harapan.sikap yang didasari oleh rasa percaya yang mendalam pada kerahiman Allah. Percaya sungguh bahwa Allah bukanlah Allah yang dingin dan tidak pernah mau peduli dengan beban hidup kita. Allah adalah Bapa kita. Kalau Dia itu Bapa, pasti tidak akan tega melihat anak-Nya terlantar dan teraniaya. Kepercayaan seperti inilah yang akan menghadirkan sepercik harapan akan kebaikan, sehingga hidup dirasakan menjadi lebih ringan.

Allah maharahim, aku bersyukur karena Engkau masih menerima aku sebagai anak-Mu kendati aku berdosa. Bantulah aku untuk menjauhi segala godaan yang memisahkan aku daripada-Mu. Amin.

 

Sumber: Ziarah Batin 2014

Jika demikian, Aku juga tidak mengatakan kepadamu dengan kuasa manakah Aku melakukan hal-hal itu

15 Desember 2014

 

"Jika demikian, Aku juga tidak mengatakan kepadamu dengan kuasa manakah Aku melakukan hal-hal itu" (Mat 21:27)

Jika demikian, Aku juga tidak mengatakan kepadamu dengan kuasa manakah Aku melakukan hal-hal itu

 

Lectio:

Bil 24:2-7,15-17a; Mzm 25:4bc-5ab, 6-7c,8-9; Mat 21:23-27

 

Billy bukanlah seorang yang kaya ataupun seorang manager kantoran. Ia adalah pribadi sederhana yang mendedikasikan hidupnya untuk melayani dari satu panti jompo ke panti jompo lainnya. Karena itu Billy sering di sebut anak hilang, karena ketika para Oma dan Opa memerlukannya, ia selalu berada di panti jompo yang lain.Â

Billy melakukannya setiap hari dengan penuh suka cita. 

Suatu saat oma Susi, salah satu warga yang baru, memperhatikan Billy dan menghampirinya serta bertanya:

"Kamu tidak bekerja nak? Sudah berapa lama kamu melakukan pelayanan ini?"Â

Dan Billy pun menjawab:

"Saya sedang bekerja oma dan saya melakukan ini semua dengan penuh sukacita selama hampir 10 tahun ini."

"Apa cita-citamu nak?" tanya Oma.

"Melayani sesama terutama para lansia, supaya mereka masih bisa merasakan kasih Yesus, oma." jawab Billy.

Sebulan kemudian, ketika Billy datang dan masuk ke kamar oma Susi, tidak dilihatnya oma itu .Â

"Oma Susi sudah tiada. Dan ia menitipkan surat ini untukmu" jawab kepala Panti.

Ketika membaca surat itu, Billy menemukan sebuah cek berjumlah besar dengan sebuah surat:

"Nak Billy, oma yakin sekali, kamulah orang yang cocok dan bisa mengelola tanah oma untuk dibangun menjadi sebuah panti jompo yang baru, karena kamu diberikan kasih dari Tuhan. Selamat melayani.."Â

 

Yesus tidak menjawab pertanyaan imam-imam kepala tentang dari mana kuasa Yesus, karena mereka tidak menjawab baptisan dari mana Yohanes.Â

 

Segala kebaikan berasal dari Allah.

 

Oratio:

Ya Tuhan, mampukan aku untuk melakukan apa yang telah Yesus ajarkan. Amin

 

Missio:

Marilah kita melihat segala kebaikan yang dilakukan sesama yang berasal dari Allah.

Have a Blessed Monday.

 

 

 

Copyright © 2012 - Mutiara Iman. Developed by Meruvian.

Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala mahluk

3 Desember 2014

 

"Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala mahluk" (Mrk 16:15)

 

Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala mahluk

Lectio:

1 Kor 9:16-19,22-23; Mzm 117:1,2; Mrk 16:15-20

 

Ketika lulus Pendalaman Alkitab, Samuel ditanya oleh Romo Hardi:

"Apa rencanamu setelah lulus dari sini Sam?" 

"Saya ingin mewartakan Injil dengan semua kelemahan dan dosa saya, romo.." jawab Samuel.

Sejak saat itu, Samuel selalu mewartakan Injil kepada keluarga dan saudara-saudaranya di lingkungan rumah dan pekerjaan.

Dimas adalah salah satu tetangganya yang selalu membicarakan keburukan Samuel di depan teman-temannya:

"Lha, Samuel itu dulu pemabok, suka keluyuran malam dan pemakai obat2an juga. Mendingan gua lah, tidak perlu berkotbah, tetapi tidak seperti dia!"

Tetapi Dom membela Sam:

"Ya sudah lah mas Dimas, semua orang punya masa lalu." 

Di suatu Minggu siang, tiba-tiba pembantu Dimas mencari Sam mengatakan bahwa tuannya pingsan karena sakit panas tinggi dan tidak ada yang mengantar ke dokter.

Tanpa membuang waktu lagi Sam segera menjemput Dimas dan membawanya ke Rumah Sakit dan juga berdoa untuknya.

Ketika siuman, Dimas melihat Sam sedang menumpangkan tangan di atas kepalanya sambil berdoa. Seketika Dimas merasakan kasih Tuhan yang menghangatkan jiwanya, sehingga ia menangis tersedu-sedu sambil berkata:

"Maafkan saya Sam!"

Samuel lalu memeluk temannya dengan erat.

 

Sebelum naik ke surga, Yesus meminta para murid untuk mewartakan Injil ke seluruh dunia.

 

Hidup kita setiap hari adalah pewartaan akan kabar baik Tuhan melalui perbuatan-perbuatan kita.

 

Oratio:

Ya Tuhan, Sabda-Mu adalah pelita bagi jalanku. Amin

 

Missio:

Marilah kita tunjukkan prilaku sebagai pewarta dan pelaku Sabda Allah dalam kehidupan kita.

Have a Blessed Wednesday.

katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh

1 Desember 2014

 

"Tuan, aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku, katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh" (Mat 8:8)

 

Katakan saja sepata kata, maka hambaku menjadi sembuh

Lectio:

Yes 2:1-5 atau Yes 4:2-6; Mzm 122:1-2,3-4a, 4b-5,6-7,8-9; Mat 8:5-11

 

Setelah menderita kelumpuhan, Andrew menjadi sangat depresi, tidak mau makan ataupun bertemu dengan teman-temannya.

Ia hanya berdiam diri saja setiap hari di dalam kamarnya yang terkunci.

Ibunya selalu menyediakan makanan setiap hari supaya Andrew bisa bertahan.

Setelah 1 bulan berlalu tanpa ada kemajuan, Markus sang ayah membawa sebuah radio, buku-buku dan CD lagu-lagu rohani dan menaruhnya di meja kamar Andrew sambil berkata:

"Berbicaralah dengan Tuhan, nak.."

Satu bulan kemudian, ketika bangun tidur suatu pagi, Markus begitu surprise melihat kamar Andrew terbuka dan terlihat sangat rapih. Tak lama terdengar suara sang anak yang sedang membaca Kitab Suci.

"Syalom Andrew, apa kabar?" tanya Markus.

Andrew yang terlihat sangat segar menjawab :

"Syalom pah, setiap hari Sabda Tuhan menguatkan dan menyembuhkan Andres. Terima kasih papa.."

Markus pun memeluk Andrew dan berkata dengan penuh haru :

"Sabda Tuhan memang menghidupkan nak.."

 

Ketika Yesus ingin menyembuhkan hamba dari seorang perwira, ia mengatakan dengan imannya agar Yesus cukup berkata saja, maka hambanya bisa sembuh.

 

Iman dan kerendahan hati mampu mendengarkan Sabda Tuhan yang menyembuhkan.

 

Oratio:

Ya Tuhan, saya tidak pantas Tuhan datang pada saya, tetapi bersabdalah saja maka saya akan sembuh. Amin

 

Missio:

Marilah kita memiliki iman seperti perwira yang percaya akan Sabda Tuhan yang menghidupkan.

Have a Blessed Monday.

Warna Cinta Kasih

2Yoh.4-9, Luk.17:26-37

Warna Cinta Kasih - Agonizo Nexus

Banyak rumah dinas yang dibangun oleh pemerintah yang tampak bagus hanya pada awalnya. Orang yang mendiaminya sering kurang memperhatikan perawatan dan pemeliharaannya. Mengapa? Mereka merasa bahwa properti itu bukan miliknya, mereka ada di situ sementara saja dan harus meninggalkan properti itu jika tidak berdinas lagi di lembaga/instansi yang memiliki properti itu.

Tuhan memberi kita waktu dan kesempatan untuk tinggal di dunia ini hanya untuk sementara waktu. Ada saat kita datang dan ada saat kita pergi/meninggalkan dunia ini. Hidup kita merupakan suatu peziarahan menuju tempat kediaman yang sebenarnya, yakni dunia keabadian. Yesus mengingatkan kita untuk tidak terikat dan mengikat diri kita dengan hal-hal duniawi ini karena segalanya bisa ada dan musnah dalam sekejap. Karena itu, pikirkan dan siapkan diri untuk hal-hal yang tidak akan binasa. Dunia keabadian menjadi arah dan tujuan hidup kita.

Walaupun dunia ini sementara dan kehidupan kita di dunia ini juga bersifat sementara, namun kita perlu mewarnai kehidupan bersama yang sementara ini dengan saling mengasihi dan salaing mencintai. Cinta kasihilah yang membuat dunia ini indah dan membahagiakan, dan dengan itu pula kita bisa masuk dalam keabadian.

Ya Tuhan, hidup di dunia ini hanya sekali saja. Ajarilah dan mampukanlah aku untuk mewarnai dunia ini dengan cinta kasih supaya dengan demikian aku merasakan kebahagiaan di dunia ini dan di akhirat nanti. Amin.


Melakukan Apa yang Harus Kami Lakukan

MELAKUKAN APA YANG HARUS KAMI LAKUKAN

 

Melakukan Apa yang Harus Kami Lakukan - Agonizo Nexus

11 November 2014

"Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan" (Luk 17:10)

Lectio:
Tit 2:1-8,11-14; Mzm 37:3-4,18,23,27,29; Luk 17:7-10

Sejak menikah dengan Tommy, Linda selalu menjaga perannya sebagai isteri yang taat, setia dan mau melayani. Demikian juga setelah memiliki 3 orang anak, ia semakin memiliki tanggung jawab untuk membesarkan anak-anaknya. Setiap hari ia selalu bangun pukul 4:30 untuk menyiapkan makanan untuk anaknya, mengantar dan menjemput anak sekolah, dan mengajar anak-anak. Tetapi perilaku Tommy malah sebaliknya. Rumah hanya sebagai tempat tidur, karena ia tidak pernah memperhatikan isteri dan ketiga anaknya. Orang tua Linda sudah pasrah dengan keadaan keluarga anaknya, dan apabila memang mau berpisah, mereka mendukung. 15 tahun kemudian, ketika Tommy sedang bermain golf, Linda ditelpon bahwa suaminya mengalami kelumpuhan dan sekarang sudah di rumah sakit. Lalu Linda dan ketiga anaknya segera datang ke rumah sakit. Setelah mereka bertemu dengan Tommy, Tommy langsung menangis dan berkata:"Linda, kamu memang ibu dan isteri yang setia. Maafkan suamimu karena belum bisa menjadi suami dan ayah yang baik". "Mas..sejak kita menikah, saya hanya menjalankan apa yang telah kita ucapkan di hadapan Tuhan dan umat". 

Yesus mengatakan bahwa hamba yang setia adalah hamba yang melakukan apa yang harus dilakukannya kepada tuannya. 

Komitmen, ketulusan dan kesetiaan dalam melayani adalah karakter seorang hamba. 

Oratio:
Aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataan-Mu. Amin

Missio:
Marilah kita menjadi hamba yang setia melakukan Sabda-Nya.
Have a Blessed Tuesday.

Memandang Keteladanan

(Tit.2:1-8.11-14,Luk.17:7-10)

Memandang - Agonizo Nexus

Pada umumnya dan secara alamiah, seseorang membentuk pandangan dan cara hidup dari apa yang dilihat dan didengar dari orang-orang di sekitarnya. Karena itu, hal keteladanan menjadi hal yang serius dalam proses belajar seseorang. Pandangan dan perilaku pendidik, orang tua dan pengasuh atau siapa saja yang lebih tua akan menjadi mudah diserap oleh anak-anak.

Sadar akan pentingnya keteladanan itu, Paulus mengingatkan Titus untuk mengajari para orang tua, ibu dan bapak untuk bersikap dan bertingkah laku yang baik dan pantas menjadi teladan bagi anak-anak dan orang muda. Orang tua hendaklah memperlihatkan hal-hal yang baik kepada anak-anak muda dan sebaliknya anak-anak muda perlu belajar meneladani apa yang baik. Para hamba hendaklah juga memperlihatkan ketaatan kepada tuannya dan, seperti ditegaskan Yesus juga, supaya mereka bersikap rendah hati yang sadar bahwa mereka melakukan semuanya itu karena itulah tugasnya.

Apa yang dapat menjamin proses pewarisan nilai-nilai kebaikan? Keyakinan, ketaatan, dan kesiapsediaan untuk melakukan hal yang baik adalah jaminannya. Kita membutuhkan kehadiran dan keteladanan dari orang-orang yang mau menjadi hamba kebaikan, yakni mereka yang mau taat dan siap melakukan kebaikan dan demi kebaikan itu sendiri.

Yesus, Guru yang baik dan hamba yang setia, ajarilah aku untuk sungguh-sungguh mengikuti cara hidup-Mu supaya semakin banyaklah saksi dan teladan kebaikan yang telah Engkau ajarkan kepadaku. Amin.

 

Sumber: Ziarah Batin 2014, Renungan dan Catatan Harian

Ampunilah Dia

AMPUNILAH DIA

 

Ampunilah Dia - Agonizo Nexus

10 November 2014

"Bahkan jikalau ia berbuat dosa terhadap engkau tujuh kali sehari dan tujuh kali ia kembali kepadamu dan berkata: Aku menyesal, engkau harus mengampuni dia" (Luk 17:4)

Lectio:
Tit 1:1-9; Mzm 24;1-2,3-4ab,5-6; Luk 17:1-6

Setelah pulang kerja, Budi selalu memarkir mobilnya di depan pagar rumah Lukas. Sehingga hampir setiap pagi Lukas harus membangunkan tetangganya itu, sebelum ia pergi ke kantor:
"Maaf, mas Budi mobilnya tolong dipindah, motor saya tidak bisa keluar. Mungkin ada baiknya mobilnya diparkir ditempat lain". 
Lalu dengan terburu-buru, Ani, isteri Budi, segera memindahkan mobil sambil berkata:
"Mohon maaf ya mas..ngerepotin terus. Bapak selalu pulang malam dan sekarang masih tidur"
Sampai suatu pagi, ketika Lukas hendak mengeluarkan motor, ia kaget, karena mobil Budi tidak ada di sana. Lalu ia pun datang ke rumah Budi dan bertanya pada pembantunya:
"Mba.. Pak Budi belum pulang?"
Pembantu itu menjawab bahwa semalam Mas Budi ditahan Polisi karena tertangkap tangan menyuap salah satu Bupati. Lalu dengan sigap, Lukas pun datang ke kantor Polisi dan membawakan bubur untuk Budi.
Ani yang sedang berada di sana juga, kaget melihat Lukas dan berkata :
"Mas terima kasih atas perhatiannya, padahal mas Budi selalu membuat hidup Mas susah".
"Ya mba, Mas Budi sedang dalam kesusahan dan saya prihatin mendengar kabar ini" jawab Lukas sambil memberikan bubur ayam kepada Budi. 

Yesus berkata kepada murid-murid-Nya agar kita mengampuni saudara kita, setiap kali ia menyesal atas dosa-dosanya.

Di dalam setiap pengampunan, Allah hadir. 

Oratio:
Ya Tuhan, tambahkanlah iman kami. Amin

Missio:
Marilah kita belajar mengampuni kesalahan sesama dengan tulus. Have a blessed Monday.

Cerdik dan Tulus

CERDIK DAN TULUS

7 November 2014
Cerdik dan Tulus - Agonizo Nexus"Sebab anak-anak dunia ini lebih cerdik terhadap sesamanya dari pada anak-anak terang" (Luk 16:8)

Lectio:
Flp 3:17-4:1; Mzm 122:1-2,3-4a,4b-5; Luk 16:1-8

Simon yang berusia13 tahun adalah seorang anak yang cerdas. Selain murid cemerlang di kelas, ia juga aktif di gereja. Di keluarganya, hanya ia satu-satunya yang beragama Kristen. Sering kedua kakaknya mengejek dia.
"Kamu ngapain ke gereja terus? Mau menjadi pastor? Apakah kamu siap untuk tidak nikah?" kata Budi kakaknya.
Suatu siang, Budi mengalami tabrakan motor di dekat sekolahnya. Simon yang kebetulan sedang berada di gereja, melihat kejadian itu dan segera membawanya ke gereja. Banyak orang membantu mengobatinya, dan bahkan Simon mengganti baju kakaknya dengan meminjam baju pastor. Ketika siuman, Budi melihat adiknya dan pastor Hardi sedang berdoa untuknya bersama kedua orang tuanya di sebelahnya.
"Kamu harus berterima kasih pada adikmu dan Pastor yang telah merawatmu" kata ayah Budi.
"Di gereja ini kita memang harus membantu sesama, supaya terang Kristus semakin bersinar" jawab Simon yang diamini Pastor.
Akhirnya Budi mengerti mengapa adiknya selalu aktif di gereja dan beberapa bulan kemudian Budi pun minta dibaptis, karena ia melihat Kristus di dalam adiknya. 

Perumpamaan Yesus mengenai bendahara yang tidak jujur mengajarkan bahwa pengikut-Nya harus belajar cerdik demi mewujudkan Kerajaan Allah. 

Ketulusan dan kecerdikan adalah ciri pengikut Kristus.

Oratio:
Ya Tuhan, bukalah pikiran dan hati kami agar mampu mewujudkan kerajaan-Mu. Amin

Missio:
Marilah kita menggunakan kecerdikan dan ketulusan kita dalam mewartakan Kerajaan Allah.
Have a Blessed First Friday.

MuridKu

MURID-KU

5 November 2014

"Demikianlah pulalah tiap-tiap orang di antara kamu, yang tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya, tidak dapat menjadi murid-Ku" (Luk 14:33)

Madonna and Child statue - Agonizo NexusLectio:
Flp 2:12-18; Mzm 27:1,4,13-14; Luk 14:25-33

Keluarga Martin adalah keluarga yang rajin dan aktif dalam pelayanan di gereja. Di sebelah rumahnya tinggal seorang nenek, oma Emil yang hanya tinggal sendirian bersama susternya. Dalam beberapa hari belakangan ini setiap pagi oma Emil selalu berteriak-teriak, sehingga isteri Martin merasa pusing dan terganggu lalu kemudian komplain kepada suster oma :
"Sus, tolong beri tahu oma, jangan teriak-teriak setiap pagi"
Tetapi kemudian teriakan itu tetap saja terdengar terus.
Ketika Martin jalan pagi, ia menyampaikan keluhan itu kepada ketua lingkungannya, Sony :
"Pak Sony, ini Oma Emil setiap pagi selalu teriak-teriak dan mengganggu. Apakah bisa dibantu?" Mendengar itu Sony langsung menjawab:
"Mari pak, kita datangi rumahnya."
Lalu Sony dan Martin datang ke rumah Oma Emil dan bertemu dengan sang nenek yang sedang duduk di kursi roda, sambil memegang Rosario.
"Pagi Oma, apa kabar?" tanya Sony.
"Pagi nak Sony. Kapan kita doa bersama lagi? Saya sudah rindu. Sekarang tiap pagi saya sesak nafas dan paru-paru saya sakit. Makanya saya selalu berteriak untuk menahan sakit." jawab oma Emil.
Mendengar itu, merahlah wajah Martin dan segera meminta pembantunya membuatkan susu hangat untuk Oma.
"Oma, minum susunya dan maafkan saya tidak pernah menjenguk oma." kata Martin sambil memberikan susu hangat kepada Oma Emil. 

Yesus menekankan sebagai murid-Nya, betapa pentingnya komunitas, melebihi diri kita sendiri.

Mengasihi sesama adalah bentuk nyata sebagai murid Yesus.

Oratio:
Tuhan adalah terangku dan keselamatanku, kepada siapakah aku harus takut? Tuhan adalah benteng hidupku, terhadap siapakah aku harus gemetar? Amin (Mzm 27:1)

Lectio:
Marilah kita mengasihi keluarga besar yg melingkupi sesama sebagai murid-murid Yesus.
Have a Blessed Wednesday.

AKU MINTA MAAF

AKU MINTA MAAF

4 November 2014

"Tetapi mereka bersama-sama meminta maaf. Yang pertama berkata: Aku telah membeli ladang dan aku harus pergi melihatnya; aku minta dimaafkan" (Luk 14:18)
Aku Minta Maaf - Agonizo NexusLectio:
Flp 2:5-11; Mzm 22:26b-27,28-30a,31-32; Luk 14:15-24

Setelah menikah, Paul dan isterinya menempati rumah baru dan mengadakan acara pemberkatan rumah. Santo, ketua lingkungan yang hadir di sana mengajak Paul untuk menjadi anggota koor.
"Coba nanti saya lihat jadwal dulu ya pak" jawab Paul menolak halus.
Beberapa tahun berlalu, dan jabatan ketua lingkungan telah digantikan oleh Maria, yang menemui umatnya dan mengajak Paul menjadi seksi sosial. 
Paul menjawab:
"Maaf bu, kantor saya sedang sibuk sekali, bisnis sedang ramai-ramainya. Nanti ya bu.." 
Demikian juga 10 tahun kemudian, ketika Linda ketua lingkungan berikutnya mengajak Paul untuk menjadi wakilnya, ia menjawab:
"Wah saya saja tidak aktif, bagaimana menjadi wakil bu"
Tetapi suatu malam, tiba-tiba isteri Paul sakit panas tinggi dan Paul menelpon Linda, yang segera mengajak tim doa untuk berdoa bersama memohon kesembuhan isteri Paul.
Keesokan harinya, Linda mengunjungi Susan yang sudah sembuh yang berkata:
"Terima kasih bu Linda atas doanya semalam, saya benar-benar merasakan Tuhan hadir dan menyembuhkan saya. Nanti saya ingin daftar menjadi anggota koor lingkungan dan saya juga akan mengajak Paul untuk mau menerima panggilan Tuhan untuk melayani."

Setiap orang bisa berkata bahwa berbahagialah orang yang akan dijamu dalam Kerajaan Allah, tetapi ketika diundang, manusia sering menolak dengan berbagai alasan. 

Panggilan Tuhan bagi umatnya, adalah panggilan keselamatan.

Oratio:
Ya Tuhan, mampukan aku bisa setia dalam menanggapi panggilan-Mu. Amin

Missio:
Marilah kita menanggapi panggilan Tuhan dengan positif.
Have a Blessed Tuesday.

 

Copyright © 2012 - Mutiara Iman. Developed by Meruvian

Kerinduan Allah mengumpulkan Anak-anak-Nya

Kerinduan Allah mengumpulkan Anak-anak-Nya; Ef 6:10-20, Luk 13:31-35 21 (Renungan Hari Pangan Sedunia, 30 Oktober 2014)

 

NewImage

Pepatah Jawa mengatakan,” mangan ora mangan asal kumpul” artinya: “Biarpun tidak makan asal berkumpul”. Ini tidak berarti bahwa makanan itu tidak perlu! Maknanya yang lebih diutamakan adalah persaudaraan, kesatuan, kerukunan dan suasana kasih. Makanan menjadi sarana untuk membangun kebersamaan itu menjadikan kebersamaan menjadi lebih bermakna.

Hal ini senada dengan kerinduan Allah untuk menyatukan kita semua dengan gambaran “seperti induk ayam mengumpulkan anak-anaknya”. Kesatuan yang didambakan Allah ini tidak akan terbentuk kalau kita tidak peduli, bahkan kalau kita saling menolak orang-orang yang diberikan Allah kepada kita (= orang yang diutus kepadamu), yakni orang kecil. Kalau Allah menginginkan kita berkumpul sebagai satu kawanan, semoga kita pun di Hari Pangan Sedunia ini mempunyai sikap hati yang sama untuk membuka diri terhadap kebutuhan orang-orang yang lapar sehingga merekapun merasakan kasih dan uluran persahabatan dari orang-orang yang beruntung. Pangan menjadi sarana bagi kita untuk membangun persaudaraan dan menjadikan kasih persaudaraan itu menjadi lebih bermakna dalam semangat solidaritas dan kasih. 

Pertanyaan reflektif: 

Apakah aku sering memperhatikan dan merangkul orang-orang yang kesusahan dan kelaparan, sehingga mereka merasakan kasih Allah dan merasa diterima sebagai saudara? 

Doa: 

Tuhan jadikan aku kepanjangan tangan Kasih-Mu untuk menjadi saudara bagi mereka yang kurang beruntung hidupnya, sehingga merekapun merasakan cinta yang tulus dari-Mu dan merasakan kesatuan dan persaudaraan yang sejati sebagaimana yang Engkau kehendaki. Amin. (RP Huberto Hartono, MSF)

Saksi Tuhan

Saksi Tuhan; Ef 2:19-22, Luk 6:12-19; Pesta St. Simon dan Yudas, Rasul (Renungan Hari Pangan Sedunia, 28 Oktober 2014)

 

Saksi Tuhan - Agonizo Nexus

Di antara sekian banyak orang, Yesus memilih rasul-Nya hanya dua belas. Mereka adalah lingkaran pertama Tuhan Yesus. Ada misi khusus terhadap kelompok dua belas ini, men-sharing-kan karya penyelamatan Allah.

Dua belas memang punya makna, namun penginjil Lukas memberitahukan bahwa pemilihan dua belas rasul itu didahului dengan doa semalaman, di tempat yang sunyi pula. Yesus membutuhkan pencerahan dari Bapa-Nya agar pilihan-Nya sesuai dengan kehendak Bapa di surga. Sebab, hal itu amat menentukan dalam hidup Yesus. Pastinya, mereka akan melanjutkan karya penyelamatan Allah itu pada saatnya.

Dua belas rasul bersama-sama Yesus selama kurun waktu tiga tahun. Mereka mendengarkan kotbah-kotbah dan pengajaran serta menyaksikan karya-karya penyembuhan Tuhan Yesus. Dan selanjutnya mereka adalah saksi-saksi kebaikan Tuhan itu.

Apa itu saksi? Saksi adalah orang yang menyaksikan dan mengalami sendiri. Saksi kebaikan Tuhan adalah orang yang menyaksikan dan mengalami kebaikan Allah di dalam hidupnya. Hari ini kita merayakan dua saksi Kristus yang amat dekat, St. Simon dan St. Yudas sampai darah mereka tertumpah. Mereka wafat demi cintanya pada Yesus yang mereka alami. Dan mereka adalah fondasi iman yang kita yakini saat ini.

Dua inspirasi yang bisa kita hayati hari ini: pertama, ketika kita mau mengambil keputusan yang mahapenting, sertakanlah Tuhan di dalam doa. Bahkan, kita ambil waktu doa semalam-malaman seperti Yesus lakukan. Kedua, kita semua diutus untuk mewartakan kebaikan-kebaikan Tuhan. Oleh karenanya, tidak bisa tidak pertama-tama kita harus mengalami Tuhan sendiri di dalam hidup. Berawal dari kebiasaan untuk merenungkan Sabda Tuhan, lalu merenungkan kehidupan yang kita jalani lewat keluarga,  perjumpaan banyak orang, pekerjaan dan lain-lain. Seperti doa St. Ignatius dari Loyola semoga kita menemukan Tuhan di dalam segala. Berawal dari kasih Tuhan yang melimpah kepada kita, kita pun menjadi saksi meneruskan kelimpahan itu kepada mereka yang membutuhkan, yang miskin papa, yang lapar dan menderita.

Pertanyaan reflektif:

Apakah aku sungguh-sungguh berdoa dan menjadi saksi kebaikan Tuhan hari ini? Kalau belum, mengapa harus ditunda?

Doa:

Ya Tuhan Yesus, ajarilah aku untuk berdoa dengan segenap jiwa, hati dan raga, terlebih saat-saat mahapenting di dalam hidupku. Tanpa bimbinganMu jalanku sesat adanya, tanpa tuntunan-Mu langkahku terasa goyah, tanpa tangan kasih-Mu, tak tentu arah yang kutuju. Tuhan, jadikanlah aku saksi kebaikan-kebaikan kasih-Mu. Demi Kristus Tuhan dan pengantara kami. Amin. (RD B Hardijantan Dermawan)

Kencan Dengan Tuhan

Kencan Dengan Tuhan
Rabu, 22 Oktober 2014
 
Membuat Jejak Kakinya menjadi Jalan Kita - Agonizo Nexus 
 
Bacaan: Mazmur 85:14
"Membuat jejak kakinya menjadi jalan kita."
 
Renungan:
  Dongeng anak-anak tentang "Si Katak dan Pangeran yang tampan" mengisahlan tentang seorang pangeran yang melakukan kesalahan, sehingga ia harus menerima kutuk. Kutuk tersebut akan berakhir jika ia berjumpa dengan seorang putri yang mencintainya, maka ia pun akan berubah kembali menjadi pangeran yang tampan. Dongeng ini menanamkan kebenaran bahwa kutuk akan menjadikan kita menjadi "si buruk rupa." Hanya kasih sejati yang dapat membebaskan kita dari segala kutuk. 
  Mungkin saat ini kita sedang berada dalam keadaan hidup yang berantakan, bergelimang dosa dan lumpuh di hadapan Tuhan. Percayalah, kasih setia Tuhan sanggup untuk mengubahkan kehidupan kita menjadi mutiara dan harta kesayanganNya. Tuhan hanya meminta kita membuka hati bagi kasihNya dan membawa jalan kehidupan kita berpijak pada jejak-jejak kaki Tuhan, seperti bacaan di atas. Artinya, Tuhan lah yang berjalan di depan kita, menjadi pemimpin sejati dalam kehidupan kita. Banyak kali kita berjalan mendahului Tuhan, kita meninggalkan Tuhan jauh di belakang garis kehidupan kita. Itu sebabnya betapa kacaunya kehidupan kita. 
  Marilah sekarang kita kita menjadikan Tuhan Pemandu hidup kita. Berjalanlah setapak demi setapak bersama dengan Tuhan. Sehingga ketika kita telah berjalan cukup jauh meninggalkan garis start, kita akan menyadari betapa indahnya berjalan beriring dengan Tuhan. Pilihan ada di tangan kita. Apakah kita tetap mau menjadi katak atau berubah menjadi pangeran yang tampan? Tuhan memberkati.
 
Doa:
Yesus, kuserahkan seluruh kehidupanku ke dalam tangan kasihMu. Ubahlah hidupku seturut kehendakMu. Biarlah mulai saat ini aku menjadikan jejak kakiMu sebagai jalanku, sehingga aku tidak salah melangkah dalam hidup ini. Yesus, Engkaulah andalanku. Amin. (Dod).

Setia dan Bijaksana

Setia dan Bijaksana; Ef.3:2-12 , Luk 12:39-48, (Renungan Hari Pangan Sedunia, 22 Oktober 2014)

 

Setia dan Bijaksana - Agnizo Nexus

Dunia sekitar kita saat ini adalah dunia yang dipenuhi dengan banyak penderitaan, khususnya mereka yang belum mampu memenuhi kebutuhan primernya yaitu makan. Mereka ini menderita kelaparan karena perang, bencana alam, dan kemiskinan absolut. Keprihatinan inilah yang juga akhirnya mengundang perhatian FAO (badan dunia untuk urusan pangan dan pertanian) dalam mencetuskan Hari Pangan Sedunia. Keprihatinan itu didasarkan atas kondisi di lapangan bahwa tidak tersedianya pangan yang cukup bagi lebih dari satu milyar manusia, yang sebagian besari dijumpai di Asia Pasifik.  Hak atas pangan adalah hak azasi manusia. Namun hak ini kerap diabaikan karena orang tidak peduli kepada sesamanya yang menderita dan berkekurangan. Karena itu membangun sikap bijaksana atas penggunaan pangan menjadi hal yang tak bisa ditawar-tawar lagi. Kedaulatan pangan atas semua penduduk di bumi menjadi sebuah keharusan yang hendaknya menjadi kesadaran bersama.

Injil hari ini sangat jelas pesannya. Para murid diminta untuk senantiasa setia dan bijaksana. Menjadi setia dan bijaksana itu ibarat perumpamaan tuan rumah dan pencuri yang datang sewaktu-waktu. Jika tuan rumah tahu pukul berapa pencuri akan datang, ia tidak akan membiarkan rumahnya dibongkar. Yesus berfirman: “Hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak Manusia datang pada saat  yang tidak kamu sangkakan. “Menjadi murid yang baik artinya menjadi murid yang setia dan sekaligus bijaksana. Tampaknya Yesus sangat menghargai mereka yang setia dan bijaksana ini, terlihat dari perumpamaan yang tegas-tegas mengatakan bahwa pengurus rumah yang setia dan bijaksana itu akhirnya akan diangkat menjadi pengawas harta benda pemilik rumah. Sedang mereka yang kurang setia dan bijaksana akan menderita dan menerima “banyak pukulan”.  Perumpamaan ini tampaknya sangat hitam putih sifatnya. Namun ada pesan moral mendalam yang mau dikatakan: hendaklah kita senantiasa menjadi bijaksana dengan terus berjaga-jaga, mempersiapkan segala sesuatunya dengan peduli kepada orang  lain.

Inspirasi Injil hari ini mengajak kita untuk peduli kepada orang lain dengan mengembangkan sikap bijaksana dan setia dalam hal pangan. Sejauh mana aku memang sungguh bijaksana dalam memperlakukan pangan dengan makan secukupnya dan tidak berlebihan? Dengan peduli kepada orang lain?

Pertanyaan reflektif:

  • Paus Fransiskus pernah menyinggung adanya kebiasaan buruk membuang makanan. Paus Fransiskus mengatakan membuang makanan berarti juga merampas hak makan orang miskin. Sudahkah aku membiasakan diri untuk tidak membuang makanan?
  • Menjadi setia dan bijaksana berarti membangun semangat kepedulian kepada mereka yang membutuhkan, khususnya kepada mereka yang miskin dan berkekurangan. Sudahkah aku peduli kepada mereka yang kelaparan?

Doa:

Ya Tuhan ajarlah aku untuk semakin bijaksana dan peduli dalam memperlakukan pangan sebaik-baiknya. Semoga dengan kebijaksanaan itu semakin banyak orang kelaparan terbantu dan bisa menikmati pangan. Demi Yesus Kristus Tuhan dan Pengantara kami. Amin. (RD H. Sridanto Aribowo)

Berjaga-jagalah!

Berjaga-jagalah! Ef.2:12-22 ; Luk.12:35-38, (Renungan Hari Pangan Sedunia, 21 Oktober 2014)

 

Berjaga-jagalah - Agonizo Nexus

Tampaknya  dunia kita sehari-hari ini disuguhi dengan begitu banyak kekerasan dan penderitaan. Perang, bencana alam, tindak kejahatan dan masalah-masalah sosial lainnya kerapkali membawa manusia pada penderitaan. Penderitaan yang sangat mudah ditemui disekitar kita adalah kelaparan. Bahkan penderitaan ini menjadi sangat umum ditemui di kawasan Asia Pasifik. Kondisi kelaparan adalah kondisi tidak tersedianya dan memadainya kecukupan pangan untuk hidup manusia di bumi.

Bacaan Injil hari sangat jelas pesannya. Yesus mengumpamakan Kerajaan Allah seperti para hamba yang berjaga menantikan tuannya yang sedang menghadiri pesta perkawinan. Berjaga-jaga menantikan kehadiran Tuhan dengan senantiasa berbuat baik adalah salah satu keutamaan murid Kristus. Dalam perumpamaan sangat jelas, mereka yang terlebih dahulu siap dan mau berjaga-jaga akan senantiasa mendapat tempat dalam pesta perkawinan (Kerajaan Allah). Berjaga-jaga di sini mempunyai arti bersiap-siap sekaligus waspada dan peduli kepada orang lain.

Dikaitkan dengan hari pangan sedunia pesan Injil macam apa yang bisa kita ambil? Berjaga-jaga mempunyai makna bersiap-siap, waspada, sekaligus peduli kepada orang lain. Pesan hari pangan sedunia  jelas, yaitu kita dihimbau untuk semakin mengupayakan kedaulatan atas pangan yaitu ketersediaan pangan yang cukup bagi semua penduduk, khususnya di daerah rawan pangan.

Pertanyaan reflektif:

Yang bisa kita renungkan adalah sejauh mana para pemangku kepentingan, baik itu produsen, konsumen, dan pelaku distribusi peduli kepada upaya kedaulatan pangan untuk semua warga? Sejauh mana mereka juga ikut “berjaga-jaga” dalam mengupayakan pangan untuk semua?

Doa:

Ya Allah Bapa yang penuh kasih, ajarlah kami untuk senantiasa “berjaga-jaga” dengan peduli kepada sesama. Khususnya sesama yang menderita dan masih belum mampu mencukupi kebutuhan pangannya. Semoga inspirasi Injil hari ini menginspirasikan kami untuk senantiasa peduli dan berbuat untuk mereka yang lapar dan membutuhkan bantuan kami. Demi Yesus Kristus Tuhan dan Pengantara kami. Amin. (RD H. Sridanto Aribowo)

Gerakan Peduli Lingkungan Hidup "Green Movement"

Gerakan Peduli Lingkungan Hidup - Green Movement

Gerakan Peduli Lingkungan Hidup - Green Movement

Hallo Orang Muda Katolik Gereja St. Andreas, kita kali ini bikin acara tentang sosialisasi atau kampanye untuk melestarikan lingkungan hidup.

Kenapa kita perlu melakukan sosialisasi ini?

Kita hidup di sebuah lingkungan yang sebenarnya hidup dan juga bisa menjadi usang karena kita kurang perhatian dengan lingkungan tempat kita tinggal. Mungkin kalian pernah coba masuk ke dalam sebuah gudang, dimana tidak ada yang tinggal di dalamnya. Maka akan seperti itulah lingkungan yang tidak hidup dan tidak diperhatikan dengan lebih bijaksana.

Kegiatan ini lebih mengakrabkan antara orang tua dengan orang muda dimana kebersamaan antara orang tua dan orang muda akan memberikan sinergi yang sangat baik untuk kehidupan berlingkungan. Karena pada akhirnya nanti orang muda yang saat ini muda, akan menjadi tua dan semakin awal mengenal lingkungan dengan baik, maka akan timbul kebiasaan yang baik untuk menjaga lingkungan hidup menjadi lebih awal.

Foto di atas adalah surat himbauan sehingga bisa memberikan informasi yang lebih mudah untuk diikuti dan jika ada pertanyaan yang berhubungan dengan informasi di atas, kalian bisa tanyakan langsung ke ketua lingkungan orang tua kalian yah!! Selamat melayani. Salam Agonizo Nexus!!

Aksi dan kontemplasi

PW SP Maria, Ratu Rosari

Gal 1:13-24, Luk 10:38-42:

Aksi dan kontemplasi 

Aksi dan Kontemplasi - Agonizo Nexus

“Maria ini duduk dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataan-Nya, sedang Marta sibuk sekali melayani.” (Luk 10:39-40)

Sebagaimana kebiasaan yang sering dilakukan Yesus, hari itupun Ia mengadakan perjalanan bersama para murid-Nya, lalu sampailah di suatu kampung tempat dimana Marta dan Maria tinggal. Tentu pada saat itu Yesus sudah dikenal, bahkan termashur dan dinantikan kehadiran-Nya diantara rakyat kecil. Marta dan Maria pun tidak ingin membiarkan peristiwa emas lawatan Yesus di kampungnya berlalu begitu saja. Maka dengan senang hati mereka menerima kehadiran Yesus di rumah mereka, karena itulah peristiwa lawatan Yesus, yang dinantikan oleh Mata dan Maria.

Marta dan Maria sebenarnya memiliki kerinduan yang sama untuk menyambut kehadiran Yesus, tetapi masing-masing membawa cara dan keunikannya sendiri. Cara menyambut kehadiran Yesus yang dilakukan Marta adalah dengan aktif: melayani, menjamu Yesus dengan para murid yang saat itu tentu amat lelah, haus dan lapar setelah berjalan melewati kampung-kampung. Sedangkan cara pelayanan yang dilakukan Marta ini sangat tepat pada peristiwa itu. Maria mengambil cara kontemplatif: dengan duduk, mendekat dan mendengarkan perkataan Yesus.

Kedua sikap yang dilakukan Marta dan Maria amat baik. Sebelumnya Marta mengira bahwa caranya menyambut kehadiran Yesus adalah yang terbaik daripada sikap Maria. Yesus menegur Marta bukan karena Marta sibuk melayani, tetapi karena Marta telah membuat penghakiman atas Maria: “Tuhan, tidakkah Engkau peduli, bahwa saudaraku membiarkan aku melayani seorang diri? Suruhlah dia membantu aku.”padahal menurut Yesus tidaklah demikian: “Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara, tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya.”(Luk. 10:40-42). Sikap kedua wanita itu menggambarkan dua dimensi pertemuan manusia dengan Yesus, yaitu segi aksi dan kontemplasi.

Demikianlah juga hidup kita, selalu diwarnai oleh kesibukan karya keseharian dan sekaligus perlunya menimba kekuatan dari keheningang doa. Ora et Labora! Keseimbangan antara karya dan doa, antara dimensi Marta dan Maria merupakan dua segi hidup kita untuk berjumpa dengan Yesus yang hadir dan melintasi  dalam hidup kita. Ketika berat sebelah, misalnya: mementingkan karya semata tanpa kontemplasi, maka karya kita sehari-hari hanya menjadi rangkaian kesibukan yang tanpa makna, kering dan mudah kehilangan api kehidupan. Cepat marah, mudah putus asa, cepat menyerah dan mudah berhenti berjuang! Demikian juga, jika kita hanya mengandalkan kontemplasi saja dan bermalas-malasan, kita telah mencobai Tuhan!

Kapan kiranya Yesus melintas dalam kehidupan kita? Atas cara bagaimana Yesus melawati hidup kita? Yesus melintas dalam peristiwa hidup kita, melalui kehadiran seseorang, atau orang banyak yang sedang membutuhkan pertolongan kita: mereka yang sakit, mereka yang miskin-serba kekurangan, terlebih dalam diri orang-orang yang menderita karena kekurangan bahan pangan, yang saat ini banyak dijumpai di belahan dunia ini. Di situlah aksi nyata, campur tangan kita dibutuhkan! Disitulah saat kita sedang duduk di kaki Yesus dan mendengarkan sabda-Nya yang menjadi sumber mata air dan mengalir ke dalam pelayanan-pelayanan kita.

 Pertanyaan reflektif:

Ketika kita sedang berkarya, apakah kita sungguh melayani sesama? Saat kita sedang berdoa, apakah sungguh kita sedang duduk mendengarkan Yesus?

 Doa:

Ya Tuhan Yesus, ajarilah kami hidup dalam keseimbangan antara karya dan doa, agar kami semakin dekat dengan sesama dan semakin erat menyatu dengan-Mu. (RP Leo Sugiyono,MSC)

Menolong dengan ikhlas

Gal 1: 6-12, Luk 10: 25-37

 

Menolong dengan ikhlas

Menolong dengan Iklas - Agonizo Nexus

 

“… dan ketika ia melihat orang itu, tergeraklah hatinya oleh belas kasihan,” (Luk 10:33) 

 

Kisah berikut ini terjadi pada waktu yang lampau di Israel. Suatu hari, ketika pegawai-pegawai pemerintah sedang menata kembali sebuah lumbung, mereka menemukan sebuah lubang tikus di satu sudut. Lalu mereka menggunakan asap untuk memaksa tikus-tikus untuk keluar dari dalam lubang itu. Sesaat kemudian mereka melihat tikus-tikus itu berlarian keluar. Kemudian, setiap orang berpikir bahwa semua tikus telah berlari keluar. Tapi, baru saja mereka mulai membersihkan, mereka melihat ada dua ekor tikus saling berdesakan untuk keluar dari mulut lubang. Setelah berusaha keras, akhirnya kedua tikus tersebut berhasil keluar. Anehnya, setelah keluar dari lubang, mereka tidak segera berlari menjauh. Melainkan, tikus yang satu mengejar yang lainnya di dekat mulut lubang. Tampaknya salah satu tikus sedang mencoba menggigit ekor tikus yang lainnya.

 

Semua orang menjadi bingung, mereka maju lebih dekat lagi untuk melihat. Mereka pun menyadari bahwa salah satu tikus itu ternyata buta, dan tikus yang satu berusaha membiarkan tikus yang buta menggigit ekornya agar ia bisa menarik tikus yang buta itu untuk mengikutinya melarikan diri. Setelah menyaksikan apa yang terjadi, semua orang menjadi terdiam dan terbengong-bengong. Pada waktu makan, sekelompok orang itu duduk dalam lingkaran dan mulai membicarakan apa yang terjadi pada kedua ekor tikus itu. Seorang pegawai Romawi yang serius berkata: “Saya pikir, hubungan antara kedua tikus itu adalah hubungan antara raja dan menteri.” Yang lainnya merenung sejenak dan berkata, “Itulah sebabnya!” Merasa pendapatnya diterima, pegawai Romawi itu memperlihatkan keangkuhannya secara berlebihan.

 

Seorang Israel yang cerdas berkata:”Saya pikir, hubungan antara kedua tikus itu adalah hubungan suami istri.” Sekali lagi, yang lainnya merenung sejenak, dan semua merasakan bahwa hal itu masuk akal dan mereka menyetujuinya. Hal itu membuat air muka orang Israel tampak puas. Seorang Tionghoa yang terbiasa dengan tradisi yang kuat untuk berbakti kepada orangtua berkata: “Menurut saya, hubungan antara kedua tikus itu adalah hubungan ibu dan anak.” Sekali lagi semua merenung sejenak. Mereka merasakan bahwa hal tersebut lebih masuk akal. Jadi, mereka menyetujui pendapat itu sepenuhnya. Karenanya, dengan pandai orang Tionghoa itu memperlihatkan muka yang rendah hati.

 

Pada saat itu, ada seorang Samaria yang lugu sedang berjongkok di atas lantai dengan kedua telapak tangan yang menopang dagu, dengan bingung ia melihat pada semua orang, dan bertanya; ”Mengapa kedua tikus itu harus mempunyai hubungan tertentu?” Tiba-tiba, suasana menjadi beku. Dengan terkejut, kelompok tersebut melihat pada orang Samaria dan terdiam tanpa suara. Pegawai Romawi, orang Israel, dan orang Tionghoa yang tadinya berbicara menundukkan kepala mereka dengan malu, dan tidak berani memberi tanggapan.

 

Para saudari saudara yang terkasih, Yesus menegaskan dalam bacaan hari ini, hanya orang yang mempunyai kasih yang berhak akan Kerajaan Allah. Kasih yang bagaimana? Kasih yang tulus dan tak membeda-bedakan. MENOLONG. Titik. seperti sikap orang Samaria dalam Injil hari ini. Ia MENOLONG dengan ikhlas dan total. Seperti juga pertanyaan orang Samaria dalam kisah diatas, yang bertanya,” Mengapa kedua tikus itu harus mempunyai hubungan tertentu?”

 

Sesungguhnya, cinta sejati tidak berdasarkan atas keuntungan, persahabatan, atau hubungan darah, melainkan atas dasar ketiadaan hubungan. Yang penting menolong dengan ikhlas dan total bagi siapa saja. Amin

 

 Pertanyaan reflektif:

 

Beranilah kita menolong siapa saja dengan ikhlas?

 

 Doa:

 

Tuhan, pertolongan-Mu kepada kami tak berkesudahan. Pertolongan-Mu kepada siapapun dan dalam situasi apapun kepada kami. Ajarilah kami memiliki hati seperti hati yang Kau miliki. Amin. (RD Romanus Heri Santoso)