CERDIK DAN TULUS
7 November 2014"Sebab anak-anak dunia ini lebih cerdik terhadap sesamanya dari pada anak-anak terang" (Luk 16:8)
Lectio:
Flp 3:17-4:1; Mzm 122:1-2,3-4a,4b-5; Luk 16:1-8
Simon yang berusia13 tahun adalah seorang anak yang cerdas. Selain murid cemerlang di kelas, ia juga aktif di gereja. Di keluarganya, hanya ia satu-satunya yang beragama Kristen. Sering kedua kakaknya mengejek dia.
"Kamu ngapain ke gereja terus? Mau menjadi pastor? Apakah kamu siap untuk tidak nikah?" kata Budi kakaknya.
Suatu siang, Budi mengalami tabrakan motor di dekat sekolahnya. Simon yang kebetulan sedang berada di gereja, melihat kejadian itu dan segera membawanya ke gereja. Banyak orang membantu mengobatinya, dan bahkan Simon mengganti baju kakaknya dengan meminjam baju pastor. Ketika siuman, Budi melihat adiknya dan pastor Hardi sedang berdoa untuknya bersama kedua orang tuanya di sebelahnya.
"Kamu harus berterima kasih pada adikmu dan Pastor yang telah merawatmu" kata ayah Budi.
"Di gereja ini kita memang harus membantu sesama, supaya terang Kristus semakin bersinar" jawab Simon yang diamini Pastor.
Akhirnya Budi mengerti mengapa adiknya selalu aktif di gereja dan beberapa bulan kemudian Budi pun minta dibaptis, karena ia melihat Kristus di dalam adiknya.Â
Perumpamaan Yesus mengenai bendahara yang tidak jujur mengajarkan bahwa pengikut-Nya harus belajar cerdik demi mewujudkan Kerajaan Allah.Â
Ketulusan dan kecerdikan adalah ciri pengikut Kristus.
Oratio:
Ya Tuhan, bukalah pikiran dan hati kami agar mampu mewujudkan kerajaan-Mu. Amin
Missio:
Marilah kita menggunakan kecerdikan dan ketulusan kita dalam mewartakan Kerajaan Allah.
Have a Blessed First Friday.